PERTEMUAN
ITU...
Siapa
bilang pertemuan itu membunuh rindu? Ia hanya melipatgandakannya lalu diam-diam
menikammu dari belakang. Kamu terhunus dalam bahagia. Lalu kamu menahan
tangismu setelah ia kembali pergi. Kamu ingin hari itu berjalan lebih dari 24 jam.
Tapi kamu pura-pura tersenyum. Punggunya menyapamu untuk terakhir kali sebelum
tubuhnya tak menyisakan bayangan. Kamu seperti bermimpi. Tapi itu nyata.
Ah,
mereka bilang pertemuan itu pangkal rindu. Tapi bagimu ia tunas untuk lahirnya
rindu-rindu yang terus bereplika. Kamu sempat lupa bahwa pertemuan bukan
berarti harapanmu boleh tumbuh. Ah, kamu protes. Apakah bahagia tak juga
diizinkan? Kamu hanya bahagia karena mimpimu menjadi kenyataan dalam sekejap.
Kamu hanya teringat tahun-tahun sebelum hari itu, pertemuan macam itu harus
kamu bayar dengan sebuah kekecewaan ketika kamu terbangun. Hanya mimpi.
Kamu
tak peduli lagi apa kata mereka tentang pertemuan. Kamu hanya tahu, pertemuan
itu membahagiankanmu walaupun disaat bersamaan menikammu. Walaupun harus
dibayar dengan rasa sesak melihatnya kembali pergi, pertemuan tetaplah hadiah
bagimu. Walaupun harus membunuh harapan yang diam-diam menumbuh, pertemuan
tetap saja jawaban atas berbagai harapan. Walaupun harus memeras lagi air
matamu oleh lipatan rindu, pertemuan tetap saja pengukir senyum yang terlalu
lama kamu nanti.
Bukankah
kamu bahkan sudah menjauh dari harapan tentang pertemuan? Tapi Tuhan membawa
langkahmu kesana tanpa sepengetahuanmu. Ketahuilah, barangkali pertemuan, yang
walaupun tanpa banyak kata apalagi tatap, adalah hadiah atas kesabaranmu menata
rindu. Seperti hadiah Tuhan pada Ibrahim atas keikhlasannya melepas Ismail
untik-Nya. Barangkali begitulah hadiah keikhlasan. Maka berhentilah berharap
apa-apa pada pertemuan singkatmu itu. Karena bisa jadi, selain hadiah,
pertemuan sebenarnya adalah ujian terindah Tuhan untukmu.
By:Ahimsa Azaleav, ceritahimsa.com