Aku memilih bertahan
Hingga hari ini.
Aku masih tetap pada
pendirianku.
Walau lelah.
Berat kurasakan.
Tetapi, aku selalu
berharap.
Semoga keajaiban datang
untuk ku.
Memang aneh.
Tak ada habis-habisnya.
Jika itu tentangmu.
Aku seperti menantang
diriku sendiri.
Sampai dimana
kekuatanku tuk bersabar?
Menjalani semua ini.
Walau aku tahu. Bukan
sabar yang ada batasnya.
Namun, kekuatan ku
sebagai manusia yang diukur ketika sedang diuji olehnya.
Menyerah?
Tunggu..
Aku belum ingin itu
menjadi pilihanku saat ini.
Aku masih ingin
menyebut namamu.
Nama yang menjadi
alasanku tuk jatuh cinta.
Walau tak mesti engkau
ketahui.
Namun, inilah
hakikatnya jika harus jatuh cinta sebelum pada waktunya.
Sakit?
Karena ini ujian..
Dan,
Ketika pada akhirnya
aku telah berhenti menyebut namamu.
Bukan berarti akau
telah menyerah.
Bukan berarti rasaku
ini telah tiada.
Namun, kamu bukanlah
alasan utamaku tuk harus merasakan jatuh cinta.
Karena cinta yang tulus
itu antara Allah dan hamba-Nya.
Dan jika akhirnya Allah
tidak berpihak pada diriku?
Yang terus berdiri pada
pendiriannya hanya untuk berharap kepadamu?
Akan ku simpan rasa ini
tuk selamanya.
Dalam lembaran kertas
yang tertulis kata ikhlas di dalamnya.
Dan ku kenang sebagai
kisah yang pernah ada antara aku dan kamu tetapi hanya Allah yang lebih dahulu
mengetahui sampai manakah aku berharap.
~rikafatir
